SAMUDERA RINDU
Puisi; Mahmud
Yasin
akulah perempuan yang memungut
bayangan
sampan
tangkas
menerobos gelombang
nanar
hatiku mendekap rindu
kepulangan
ayah dengan kabar ombak
pada
dermaga itu
jejak
telah menjadi jarak
hanya
angin menyelinap
membuka
jala-jala purnama
oh,
aku gadis kering bibir
membuang
suara
membelah gelombang salah menduga
ayah,
ayah, ayah
oh,
ayah subuh hampir habis
lekas
pulang
2015
SKETSA
Puisi; Mahmud
Yasin
kami lahir dari ketidak berdayaan
kami menangis pada sepi malam
kedinginan adalah sahabat kami
darah hina menjadi selimut pertama kali
takdir kami bukan melupakan
otak kami penuh dengan rumus-rumus
kehidupan
ibu kami rela menelan kepahit
ayah kami
memikul kekacauan
menyusunnya pada lelap dan senyuman
dalam masa kami menerobos perpisahan
tapi kami tidak akan pernah melupakan
Mataram, 2015
No comments:
Post a Comment