PENGUMUMAN PENTING

VISI: Pada tahun 2025 akan menjadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menghasilkan sarjana yang profesional, menguasai IPTEKS, dan bermanfaat bagi masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai iman dan takwa

Friday, 4 December 2015

MATERI MATA KULIAH SASTRA PERBANDINGAN EDISI KEDUA



 
OLEH: SYUKRINA RAHMAWATI, S.Pd., M.Hum.
(SEGI-SEGI SASTRA BANDINGAN)
GENRE SASTRA
• DRAMA
• Drama adalah genre yang paling tua, sedangkan fiksi merupakan genre yang paling modern.
• Dalam drama dikenal adanya teater, opera, pantomim, selain juga drama-drama tradisional yang ada di seluruh wilayah/negara di dunia, seperti kabuki (Jepang), wayang (Jawa), dll.
• Perkembangan genre puisi & fiksi yang melahirkan bentuk-bentuk baru seperti: puisi naratif, puisi kredo, puisi konkret, fiksi absurd, fiksi popular, dsb. tidak dapat dianggap sebagai genre baru, melainkan hanya sebagai subgenre. 
• Awal mulanya di Yunani dikenal sebagai suatu bentuk ekspresi upacara keagamaan, kemudian berkembang menjadi sebuah seni pertunjukkan.
• Pada  wilayah-wilayah tertentu selalu mengalami adaptasi, akulturasi, transformasi setelah disadur atau diterjemahkan dalam bahasa & budaya setempat.
• Studi bandingan dua lakon yang sama dua versi yang berbeda memerlukan penguasaan kode budaya yang melahirkan masing-masing versi. 
• Dengan penguasaan kode budaya itu sekurang-kurangnya akan dapat dipelajari adanya konversi (pengubahan), substitusi (penggantian), delisi (penghilangan), & improvisasi (pengayaan) dalam dua lakon itu.
• Misalnya, dalam drama-drama wiracarita. Sebagai nilai simbolik, banyak tokoh pahlawan dalam drama-drama Barat yang juga terdapat dalam kekayaan budaya Nusantara seperti: Oedipus, Hamlet, Don Juan, dsb.
• Konsep-konsep simbolik di belakang tokoh-tokoh itu merupakan bahan bandingan yang sangat menarik.
• PUISI
• Di Indonesia dikenal adanya pantun, gurindam, talibun, karmina; di Arab dikenal adanya nazam, gazal, kithah; di Jepang ada haiku; di Eropa ada soneta 
• Menurut Damono, puisi naratif sesungguhnya tidak berasal dari Asia Tengah seperti diduga banyak orang, tetapi berasal dari Arab. Bentuk tafsir paraphrase syair-syair Arab dalam bahasa Asia Tengah berubah menjadi panjang sehingga ketika masuk Asia Tengah syair-syair Arab menjadi puisi yang panjang-panjang. 
• Di Eropa, bentuk dasar soneta prinsipnya adalah jumlah baris, tetapi dalam perkembangannya ternyata berubah. Jumlah baris tiap bait tidak lagi empat-empat-tiga-tiga & dua sebagai koda, melainkan bisa empat-empat-empat-empat-dua, atau bermacam-macam variasi yang lain.
• Begitu pula pantun di Indonesia, dalam perkembangannya di daerah-daerah bentuk tetap (jumlah baris tiap bait & pola persajakan) bisa berubah.
• Dari segi isi, menurut Damono dalam perkembangannya puisi-puisi dunia Timur (Jepang, Korea, Cina, India, Philipina, & Malaysia) mengalami perubahan besar. Perubahan itu disebabkan oleh kontak kebudayaan, ilmu pengetahuan & teknologi dengan dunia Barat yang berlangsung sangat intensif. 
• Contoh haiku klasik karya Matsuo Basho (1644–1694)
古池や蛙飛込む水の音
Furu ike ya
kawazu tobikomu
mizu no oto
(terjemahan bebas)
di kolam tua
katak melompat
kecipak air 
• FIKSI
• Jenis-jenis cerita fiksi di dunia secara umum adalah novel, cerpen, novela atau novelet, tetapi konsep ttg bentuk-bentuk itu tidak selalu sama antara wilayah budaya satu dengan budaya lain.
• Konsep novel Amerika tentu berbeda dengan konsep novel Jepang.
• Misalnya, novel-novel Kawabata tidak dapat dipahami seperti halnya memahami novel-novel Barat spt Ernest Hemingway, Frederich Forsyth, dll. Sebab, hakikatnya semua novel & cerpen Jepang bernafaskan haiku. 
• Di Negara-negara yang seni sastranya didominasi Epos, spt India, Persia, & Indonesia, novel-novelnya & cerpen-cerpennya sebenarnya bersandar pada bentuk epos yang sifatnya lebih puitis dibanding novel-novel modern dari Barat.
• Menurut Damono, prinsip dasar Epos sebenarnya tidak membenarkan pengarang berurusan dengan plot & karakter. Ia hanya bisa mengembangkan teknik menampilkan plot & karakter itu. Sebaliknya, di Barat pengarang harus menciptakan plot & karakter, tentang siapa tokoh & di mana terjadi peristiwa tidak menjadi persoalan. 
• Pengaruh fiksi modern Barat terhadap fiksi Asia, Afrika, & Amerika Latin berlangsung intensif sejak zaman kolonial 
• Satu fenomena yang menarik adalah tentang fiksi-fiksi Asia Timur & Tengah. Pengaruh konsep fiksi modern Barat ternyata tidak bisa menembus karya-karya fiksi kawasan itu.

No comments:

Post a Comment